Dimasa Cina kuno dan kerajaan Jawa
kuno, beras hitam yang kaya nutrisi ini hanya boleh dikomsumsi oleh kalangan
istana saja. Bahkan untuk penanamannya hanya petani istimewa saja yang
ditunjuk untuk menanam beras ini. Namun jangan khawatir, untuk saat ini
siapa saja boleh mengkonsumsi beras hitam, bahkan sangat banyak peminatnya.
Beras hitam ini memiliki nama berbeda-beda, tergantung dimana beras hitam
tersebut berada. Di Solo, dikenal dengan Beras Wulung, di Sleman dengan
nama Cempo Ireng atau Beras Jlitheng, di Bantul disebut Beras Melik dan di
kawasan Cibeusi Subang, beras ini dikenal Beras Gadog.
Beras
hitam ini memiliki keistimewaan, diantaranya selain umur panennya yang panjang
yaitu 5 bulan, mempunyai rasa nasi enak, pulen, wangi dan memiliki kandungan
mineral antosianin yang sangat baik untuk kesehatan, sehingga bisa disamakan
dengan citarasa para bangsawan. Selain itu, beras hitam juga memiliki banyak
khasiat. Diantaranya, berserat tinggi, memperbaiki kerusakan sel hati, mencegah
kanker dan tumor, mencegah gangguan fungsi ginjal, sebagai antioksidan, dan
membersihkan kolesterol dalam darah.
Bukan
hanya itu, karena sistem pertanian yang digunakan merupakan sistem organik,
maka beras hitam organik ini sangat sehat dan terbebas dari kandungan
bahan-bahan kimia berbahaya (toksin) yang biasa terdapat pada hasil pertanian
reguler. Sistem pertanian organik yang diterapkan untuk menanam beras ini
berupa SRI (System of Rice Intensification), dimana tidak menggunakan
bahan-bahan kimia seperti herbisida dan pestisida.
Akhir-akhir ini peminat beras hitam semakin banyak, padahal harga
beras hitam ini lebih mahal dari beras merah, apalagi beras putih. Nah, menarik
bukan untuk mengkonsumsi beras hitam dan bahkan peluang ini dapat dimanfaatkan
untuk berbisnis di bidang budidaya beras hitam, sekaligus “menguri-uri” beras
peninggalan dari nenek moyang kita sendiri agar tidak menjadi punah.
0 komentar:
Posting Komentar